File Bisa Langsung Di Download DISINI
PERCOBAAN
III
PENGENALAN
INDIKATOR
I.
TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan percobaan praktikum ini adalah
untuk menentukan penggunan indikator yang sesuai dengan kondisi titrasi.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Indikator merupakan suatu kelompok senyawa yang memiliki
sifat khas, yakni warnanya dapat berubah oleh perubahan larutannya. umumnya
senyawa tersebut termasuk dalam golongan senyawa organik. Macam-macam indikator dari segi fungsinya :
1. Indikator asam basa
Contoh : lakmus, fenoftalein, fenol merah,
metil jingga, metil merah, brom-timol biru, brom-kresol hijau,
brom-kresol ungu, dan sebagainya.
2. Indikator Redoks
Contoh : metilen biru, difenil-amin,
difenil-bensidin, feroin, nitroferoin, 5-metilferoin, asam difenilamin
sulffonat dan sebaginya.
3. Indikator Kulometrik (Indikator metalokromik)
(Berupa elektroda pembanding-indikator)
4. Indikator Kelometrik (Indikator metalokromik)
Contoh : Eriocrhome Black T, kalmagit, difenil
karbazida, difenil karbazon; natrium nitro-prusida, pirokatekol ungu dan
sebagainya.
sebagainya.
5. Indikator pengendapan (Indikator absorbsi)
Contoh : eosin, fluoresin, diklorofluoresin,
ortokrom T, ion kromat (CrO42-), ion ferri (Fe3+)
dan sebagainya
6. Indikator pendar-fluor (Indikator fluoresen)
Contoh : eosin, eritrosin, resorofin, kuinin,
asam naftol-sulfonat, diazol kuning-brilian dan sebagainya.
Pemilihan indikatoryang ditetapkan bergantung pada
perubahan pH yang terjadi atau perubahan tertentu yang terlibat akibat dari
perubahan kharakteristik/sifat dari pereaksi.
(Daftar Referensi : HAM
Mulyono. Membuat Reagen Kimia di Laboratorium. Jakarta:Bumi Aksara; 2009
III. ALAT
DAN BAHAN
A.
Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini meliputi pipet tetes sebanyak 5 buah, plat kaca
dengan 8 lubang sebanyak 2 buah, beaker gelas 100 ml sebanyak 4 buah dan botol
semprot 1 buah.
B.
Bahan
Bahan-bahan yang diperlukan pada percobaan
ini adalah indikator metil merah
sebanyak 3 ml, phenolphtalein 3 ml, metil jingga 3 ml, HCl 0,1 N dengan pH =
3,0 sebanyak 50 ml, NaOH 0,1 N dengan pH = 9,0 sebanyak 50 ml dan akuades
secukupnya serta kertas putih.
III. PROSEDUR KERJA
1.
Menyiapkan plat kaca
2.
Meteteskan indikator yang akan dianalisis
sebanyak 3 tetes Pada masing-masing lubang plat kaca untuk tiap lubangnya
3.
Mencatat warna asal
masing-masing indikator yang dianalisis
4.
Meneteskan pada tiap lubang
yang berisi indicator, masing masing 3 tetes HCl 0,1 N
5.
Mencatat perubahan warna
masing-masing indikator yang dianalisis
6.
Meneteskan pada tiap lubang
yang telah berisi indikator masing-masing 5 tetes NaOH 0,1 N
7.
Mencatat perubahan warna
masing-masing indikator yang di analisis
8.
Melakukan langkah 1-7 diatas
untuk penambahan larutan NaOH lebih dahulu kemudian larutan HCl
IV. HASIL
PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1)
Perubahan Warna Indikator
Indikator
|
Warna Awal
|
Ditambahkan HCl
0,1
|
Ditambahkan NaOH 0,1 N
|
Ditambahkan HCl & NaOH
|
Ditambahkan NaOH
& HCl
|
Metil Jingga
|
Jingga
|
Merah
|
Jingga
|
Jingga
|
Merah
|
Metil Merah
|
Merah
|
Merah Tua
|
Jingga
|
Jingga
|
Merah Tua
|
Phenolphtelaein
|
Bening
|
Bening
|
Merah Muda
|
Merah muda
|
Merah Muda
|
2)
Perubahan Warna Dalam Larutan
Gelas I
5 ml HCl PH = 3
|
Ditambahkan Indikator Biru Timol
|
Tidak Berwarna
|
Ungu
|
Gelas II
5 ml HCl PH = 3
|
Ditambahkan Indikator Phenolphthelein
|
Tidak Berwarna
|
Tidak Berwarna
|
Gelas III
NaOH PH = 9
|
Ditambahkan Indikator Biru Timol
|
Tidak Berwarna
|
Tidak Berwarna
|
Gelas IV
NaOH PH = 9
|
Ditambahkan Indikator Phenolphthelein
|
Tidak Berwarna
|
Ungu Muda
|
B. Pembahasan
Indikator merupakan
senyawa asam atau basa lemah organik, yang memiliki molekul tak terionisasi dan
molekul terionisasi, yang ditunjukkan dalam perbedaan warna.
Berdasarkan hasil
percobaan dapat di ketahui bahwa telah terjadi reaksi pada indikator yang telah
ditambahkan 2 tetes HCl yang bersifat asam dan 3 tetes NaOH yang bersifat basa.
Indikator phenolphtalein yang di tambahkan HCl berwarna bening tidak berubah
atau tetap seperti warna awal, sedangkan pada warna ungu pekat merupakan hasil
dari penambahan NaOH. Warna menjadi bening kembali ketika ada penambahan dari
HCl dan NaOH. Pada indikator merah metil berubah menjadi merah pekat saat
ditambahkan HCl dan berubah lagi menjadi warna kuning dengan menambahkan NaOH,
warna kembali menjadi merah pekat akibat adanya penambahan dari kedua larutan yaitu
HCl dan NaOH. Indikator yang ke 3 yaitu indikator metil merah yang berubah warna
menjadi jingga tua setelah ditambahkan HCl dan warna ungu akibat penambahan
dari larutan NaOH. Warna berubah menjadi kuning ketika ada penambahan dari HCl
dan NaOH. Untuk indikator yang ke 4 yaitu indikator metil orange yang berubah
menjadi merah muda ketika ada penambahan dari larutan HCl dan warna kuning
merupakan diakibatkan adanya penambahan NaOH. Warna merah muda sebagai akibat
dari campuran HCl dan NaOH yang ditambahkan pada indikator metil orange.
V. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Indikator
adalah senyawa asam basa lemah organik yang memiliki keadaan molekul tak
terionisasi yang ditunjukkan dengan perubahan warna.
2. Indikator
harus lebih lemah dari asam atau basa analit, jumlah indikator yang ditambahkan
harus jauh lebih kecil dibandingkan dengan jumlah analit, indikator harus jelas
warnanya.
3. Indikator
yang digunakan dalam percobaan ini adalah metil merah, phenolphtalein dan metil
jingga.
4. Keuntungan
dari indikator adalah mempunyai batas titik akhir titrasi sangat jelas.
5. Larutan
asam dapat menetralisir sifat basa dan sebaliknya, sehingga indikator mengalami
perubahan warna. Perubahan warna pada indikator juga tergantung sifat asam atau
basa pada larutan.
6.
Perubahan warna indikator jingga metil adalah dari
warna merah berubah menjadi warna jingga yang mana rentang pHnya dari 3,1
sampai 4,4. Pada indiktor merah metil perubahan warna dari warna merah menjadi
warna kuning dan rentang pHnya dari 4,2 sampai 6,2. Indikator PP perubahan
warna dari tidak berwarna menjadi wrna ungu dan rentang pHnya dari 8,0 sampai
9,8.
DAFTAR PUSTAKA
Day, R.A. Jr and A.L. Underwood, 1998. Kimia Analisa
Kuantitatif. Edisi
revisi, Tejemahan R. Soendoro dkk. Penerbit Erlangga. Jakarta
Dicky, D.P. 2012. Pengenalan alat-alat Laboratorium. dsikreatif.blogspot.com
Dicky, D.P. 2012. Pengenalan alat-alat Laboratorium. dsikreatif.blogspot.com
Jurusan kimia FMIPA IPB . 2000. Penuntun
Praktikum Kimia Dasar I. Bogor
Gunawan, Adi. 1998. Tangkas Kimia. Kartika. Surabaya.
Dimohon kepada semuanya yang mengambil data di blog saya diharap mencantumkan nama blog pada daftar pustaka,... Hargai hasil orang lain jangan asal copas,... karena blog ini mempunyai hak cipta,...
Dimohon kepada semuanya yang mengambil data di blog saya diharap mencantumkan nama blog pada daftar pustaka,... Hargai hasil orang lain jangan asal copas,... karena blog ini mempunyai hak cipta,...
File Bisa Langsung Di Download DISINI
0 komentar:
Posting Komentar