File Bisa Langsung Di Download DISINI
PERCOBAAN VI
TITRASI REDOKS ( PERMANGANOMETRI)
1. TUJUAN
PERCOBAAN
Tujuan dari percobaan ini adalah membuat larutan KMnO4 dan
pembakuannya, serta penentuan Ca nitrit dengan KMnO4.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Semula istilah “oksidasi” diterapkan
pada reaksi suatu senyawa yang bergabung dengan oksigen dan istilah “reduksi”
digunakan untuk menggambarkan reaksi dimana oksigen diambil dari suatu senyawa.
Suatu reaksi redoks dapat terjadi apabila suatu pengoksidasian bercampur dengan
zat yang dapat tereduksi. Dari percobaan masing-masing dapat ditentukan
pereaksi dan hasil reaksi serta koefisiennya masing-masing (Syukri, 1999).
Reduksi–oksidasi adalah proses
perpindahan elektron dari suatu oksidator ke reduktor. Reaksi reduksi adalah
reaksi penangkapan elektron atau reaksi terjadinya penurunan bilangan oksidasi.
Sedangkan reaksi oksidasi adalah pelepasan elektron atau reaksi terjadinya
kenaikan bilangan oksidasi. Jadi, reaksi redoks adalah reaksi penerimaan
elektron dan pelepasan elektron atau reaksi penurunan dan kenaikan bilangan
oksidasi. Reaksi redoks secara umum dapat dituliskan sebagai berikut :
Ared + Boks Aoks + Bred
Jika suatu logam dimasukkan ke dalam
larutan yang mengandung ion logam lain, ada kemungkinan terjadi reaksi redoks,
misalnya:
Ni(s) + Cu2+(l) Ni2+ + Cu(s)
Artinya logam Ni dioksidasi menjadi
Ni2+ dan Cu2+ di reduksi menjadi logam Cu.
Demikian pula peristiwa redoks
tersebut terjadi pada logam lain seperti besi. Sepotong besi yang tertutup
lapisan air yang mengandung oksigen akan mengalami korosi (Arsyad, 2001).
Dalam kehidupan sehari-hari korosi
dikenal dengan besi berkarat yaitu terbentuk senyawa Fe2O3xH2O, dalam berbagai
industri dibutuhkan cukup besar dana untuk mengatasi kerugian yang disebabkan
oleh korosi. Proses korosi pada dasarnya merupakan proses elektrolisis yaitu
reaksi antara logam dengan zat lain yang menyentuh permukaan sehingga membentuk
oksida logam. Besi bertindak sebagai anoda, permukaan logam dioksidasi dengan
reaksi berikut :
Fe Fe2+ + 2e-
Dan reaksi yang terjadi pada karbon sebagai katoda yaitu :
½ O2 + H2O + 2e- 2OH-
Ada beberapa cara untuk mencegah
terjadinya korosi, salah satunya dengan menutup permukaan logam dengan zat lain
agar tidak terjadi kontak langsung dengan lingkungan, seperti memberi cat,
mengoleskan minyak atau oli, atau dengan cara melapisi logam dengan dengan
logam lain yang lebih mudah teroksidasi, misalnya magnesium (Mg). Elektron yang
dibutuhkan oleh oksigen diambil dari magnesium bukan dari logam yang
dilindungi. Suatu proses reduksi dan oksidasi yang berlangsung secara spontan
merupakan pengertian lain dari redoks. Dalam artian, selama berlangsungnya
oksidasi, oksidatornya sendiri akan tereduksi pula. Begitu pula juga
sebaliknya. Dengan demikian suatu proses oksidasi selalu disertai dengan proses
reduksi dan sebaliknya. Redoks kadang-kadang juga sebagai perubahan kimia yang
didalamnya terdapat peralihan elektron dari suatu proses atom atau molekul atau
ion lain. Dalam proses-proses elektrokimia dalam sel-sel oksidasi (pada anoda)
dan reduksi (pada katoda) juga terjadi. Sistem ini pun acap kali dikenal
sebagai sistem redoks (Vogel, 1985).
Reaksi-reaksi
kimia yang beraneka ragam jenisnya dapat diklasifikasikan berdasarkan aspek
tertentu, jika ditinjau dari segi pertukaran energi dikenal dengan reaksi
eksoterm. Dan jika ditinjau dari segi reversibelnya dikenal dengan reaksi
kesetimbangan dan reaksi berkesudahan. Apabila ditinjau dari adanya perpindahan
elektron atau reaksi tanpa adanya perpindahan elektron maka kita dapat
menyebutnya reaksi redoks dan bukan redoks (Resenberg, 1992)
Kata
redoks adalah singkatan dari reduksi oksidasi, dimana reduksi merupakan
peristiwa penangkapan elektron dan oksidasi merupakan peristiwa pelepasan
elektron. Dalam pengertian ini, konsep reduksi tidak terbatas pada reaksi yang
menyangkut oksigen saja. Semua reaksi penangkapan elektron disebut reaksi
reduksi (Arifin, 1995)
Melepas elektron berarti memberikan elektron kepada atom lain. Oleh karena itu,peristiwa pelepasan
elektron oleh suatu atom selalu disertai peristiwa oksidasi. Jika suatu zat
mengalami oksidasi (melepas elektron), maka zat itu menyebabkan zat lain
mengalami reduksi (menangkap elektron). Itulah sebabnya zat yang mengalami
oksidasi disebut zat pereduksi (reduktor), karena mereduksi zat lain.
Sebaliknya,jika zat mengalami reduksi disebut zat pengoksidasi(oksidator)sebab
ia mengoksidasi zat lain (Pudjatmaka, 1994).
Oksidasi adalah metode analisa berdasarkan
peristiwa oksidasi dan reduksi atau disingkat dengan redoks. Redoks adalah
proses kimia dimana polaritas unsur (valensi bilangan oksidasi berubah). Proses
ini menyangkut perpindahan sempurna elektron dalam pembentukan ikatan kovalen.
Dalam reduksi polaritas unsur turun karena menerima elektron.
Perpindahan-perpindahan elektron adalah peristiwa arus listrik antara dua kutub
(anoda dan katoda) (Resenberg, 1992).
Dalam titrasi, reaksi elektron terjadi antara dua
kutub yang rapat dan berdampingan. Dalam reaksi redoks, berat ekuivalen unsur
adalah berat atom dibagi perubahan
polaritas. Bila dalam atom dilampaui suatu molekul perubahan dalam polaritas
(oksidasi atau reduksi). Maka, berat ekuivalen unsur adalah berat molekul
dibagi jumlah keseluruhan perubahan polaritas sebesar 1 (satu) (Day, 1998).
Kafein merupakan alkaloid dengan
penamaan kimia 1, 3,7-trimetil xanthina. Dalam aktivitasnya secara faal, kafein
berfungsi sebagai stimulat/perangsang. Kadar kafein dalam daun teh labih besar
daripada di dalam biji kopi. Kadar kafein di dalam teh adalah sebesar 2-4%,
sedangkan di dalam biji kopi hanya mencapai 0,5% (Vogel, 1985).
Kafein terdapat pada teh, kopi, kola,
mente dan coklat. Selain itu kafein juga dapat diperoleh dari sintesa kimia.
Kadar kafein dalam teh lebih besar dari pada di dalam kopi. Kadar kafein di
dalam teh 2-4%, sedangkan di dalam kopi hanya 0,5%. Kafein dapat bereaksi
dengan iodium secara adisi, sehingga kadar kafein dapat diukur dengan larutan
Iodium. Untuk reaksi adisi dengan kafein digunakan iodium berlebih, kelebihan
iodium di analisa dengan titrasi redoks, yaitu penetapan kadar zat berdasarkan
atas reaksi reduksi dan oksidasi (Syukri, 1999).
Iodium merupakan oksidator, sehingga
untuk titrasi dibutuhkan reduktor untuk terjadinya reaksi redoks, misalnya
Natrium Thiosulfat (Na2S2O3)
I2 + 2e- 2I-
2S2O32- S4O62- + 2e-
I2 + 2S2O32- 2I- + S4O62-
Untuk mengetahui kadar kafein, maka
terlebih dahulu teh diekstraksi dengan alkohol. Kemudian larutan yang
mengandung kafein ini ditambahkan larutan iodium yang telah diketahui volume
dan konsentrasinya. Kelebihan iodium setelah terjadi reaksi adisi di titrasi
dengan larutan natrium thiosulfat (Na2S2O3), sehingga iodium yang teradisi oleh
kafein dapat dihitung.
Titrasi redoks dapat dibedakan menjadi
beberapa cara berdasarkan pemakainnya:
1.
Na2S2O3 sebagai titran dikenal
sebagai iodimetri tak langsung.
2.
I2 sebagai titran, dikenal
sebagai iodimetri langsung dan kadang–kadang dinamakan iodimetri.
3.
Suatu oksidator kuat sebagai
titran, diantaranya paling sering dipakai ialah:
a) KMnO4 b) K2CrO7c) Ce (IV)
4.
Reduktor kuat sebagai titran
(Haryadi, 1994).
III. ALAT DAN BAHAN
A.
Alat
Alat-alat
yang digunakan pada pecobaan ini adalah
gelas arloji, gelas beaker, eksikator, buret, erlenmeyer, indikator
merah metil, kertas saring, labu takar, pipet, gelas kimia, neraca analisis dan batang pengaduk.
B. Bahan
Bahan-bahan
yang diperlukan pada prcobaan ini adalah akuades, indikator MM,
larutan KMnO4, larutan Na2C2O4, H2SO4,
larutan H2C2O4, NaOH, CaCO3, NH4
oksalat, amoniak.
IV. PROSEDUR KERJA
A.
PEMBUATAN LARUTAN KALIUM PERMANGANAT 0,1 N
1. 3,20-3,25 gram kristal KMnO4 ditimbang dengan
teliti dalam gelas arloji.
2. Kristal KMnO4 dipindahkan ke dalam gelas beaker.
3. Kristal KMnO4 dilarutkan dengan akuades, dan diencerkan sampai volume 1 L.
4. Setelah itu dipanaskan
sampai mendidih selama 1 jam.
5. Kemudian didinginkan pada temperatur kamar,
dan didiamkan selama 1 hari.
6.
Larutan tersebut disaring, dan filtratnya disimpan dalam botol gelap.
B. PEMBAKUAN LARUTAN KALIUM
PERMANGANAT DENGAN NATRIUM OKSALAT
( Na2CO4)
1. Natrium oksalat dikeringkan pada suhu 105-1100 C selama 2 jam.
2. Natrium oksalat didinginkaan dalam desikator.
3. Kemudian ditimbang dengan teliti 0,13 gram Na2CO4.
4. 0,13 gram Na2CO4 dilarutkan dengan Aquades dan ditambahkan 0,325 M H2SO4 pekat.
5. Setelah itu diaduk dan diencerkan sampai volume
500 ml
6. Kemudian dipanaskan sampai hampir mendidih (70-80oC).
7. Larutan Na2CO4 dititran dengan
larutan KMnO4 dari buret sambil dikocok perlahan.
8. Titik akhiri didapat bila larutan
berubah dari tidak berwarna menjadi merah muda (warna merah muda tidak berubah
selama 1 menit).
9. Prosedur di
atas diulangi 2 atau sampai 3
kali dan hasilnya dirata-ratakan.
C. PENENTUAN KALSIUM ( Ca2+) DALAM
CaCO3
1. Ca Karbonat 0,15-0,2 gram ditimbang
kemudian dimasukkan ke dalam gelas beaker 400 ml.
2. Akuades ditambahkan kedalam gelas beaker sampai volume 200 ml, lalu ditambahkan indikator
metil merah.
3. Larutan dipanaskan sampai mendidih.
4. Setelah itu ditambahkan larutan 1,5 gram NH4 Oksalat dalam 25 ml akuades secara perlahan-lahan sambil
diaduk perlahan.
5. Kemudian dipanaskan pada temperatur 70-80oC selama 15 menit.
6. Sambil diaduk, ditambahkan amonia (1:1) beberapa tetes hingga cairan netral.
7. Endapan Ca oksalat disaring dengan kertas saring.
8. Endapan dicuci dengan akuades (filtrat dibuang).
9. Ca oksalat dilarutkan dengan H2SO4 (1:8).
10. Kertas saring dicuci dengan air panas.
11.
Kemudian dititrasi dengan larutan standar KMnO4, dan diamati adanya perubahan warna dari tidak
berwarna menjadi merah muda.
V. HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Percobaan
1.
Hasil pengamatan dan langkah percobaan.
a.
Pembakuan
Larutan Kalium Permanganat dengan natrium oksalat (Na2C2O4)
No
|
Langkah Percobaan
|
Hasil Pengamatan
|
1.
2.
3.
|
Na2C2O4 dimasukkan ke dalam gelas kimia
Na2C2O4 dititrasi dengan KMnO4
Titrasi dilakukan 1 kali lagi
|
Warna bening
V lar. Na2C2O4=10
ml
Warna berubah menjadi merah muda
Vawal = 1,5 ml
Vakhir = 2 ml
Vt
= 1,75 ml
|
b. Penentuan kadar kalsium dalam CaCO3
No
|
Langkah Percobaan
|
Hasil Pengamatan
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
|
0,2 gram CaCO3 diambil dan ditambahkan
200 ml akuades
3 tetes indikator MM ditambahkan
Larutan dipanaskan hingga mendidih
Larutan dari 1,5 gr NH4 dalam 25 ml
akuades ditambahkan ke dalam erlenmeyer.
Larutan ini dipanaskan pada temperatur 70˚-80˚ C
Endapan Ca oksalat disaring dengan kertas
saring.
Endapan dilarutkan dengan H2SO4
(1:8)
Kemudian dititrasi dengan larutan standar KmnO4
|
Warna bening
Warna menjadi kuning
Terjadi pengendapan Ca oksalat
Warna kuning
Warna coklat
V KMnO4 = 7,3 ml
|
2.
Perthitungan
a.
pembakuann larutan kalium permanganat dengan Natrium Oksalat
Diketahui : V KMnO4 = 2,05 ml
m KMnO4 = 0,3 gr
V Na2C2O4 = 25 ml
Ditanya : N KMnO4=...?
Jawab :
N Na2C2O4 = mol Na2C2O4 x e Na2C2O4
V Na2C2O4
= 0,3/134 gmol-1 x2
0,05 L
= 0,0895 N
(N x V) Na2C2O4
= (N x V) KMnO4
N
KMnO4 = = 0,0895
x 25 ml
2,05
ml
= 1,0914 N
b. Penentuan Ca2+ dalam CaCO3
Diketahui : V KMnO4 = 1,75 ml
N KMnO4
= 1,0914
M CaCO3 = 0,2
g
e H2C2O4 = 2
BA Ca
= 40,08 g/mol
Ditanya : % Ca2+ = ....?
Jawab :
mgrek MnO4 = mgrek C2CO42-
(N x V) KMnO4 = 5 (
mmol H2SO4 x e )
2
m mol H2SO4 =
2 x (N x V) KMnO4
5 x e
=
2 x 1,0914 x 1,75
10
=
0,38199
=
0,38199 x 10-3 mol
1
massa Ca2+ =
mol Ca2+ x BA Ca2+
=
0,38199 x 10-3 mol x 40,08 g/mol
= 0,0153 gram
Kadar Ca2+ =
M. Ca2+ x 100%
M.
CaCO3
= 0,0153 gram x
100%
0,2
= 7,65 %
B. Pembahasan
1. Pembakuan Larutan Kalium Permanganat
Pada percobaan ini larutan kalium permanganat
distandarisasi terhadap Na2C2O4 dalam suasana asam (dengan penambahan H2SO4 pekat) karena
reaksi hanya dapat berlangsung dalam suasana asam dan sangat cepat dalam
suasana netral. Fungsi
dari penambahan H2SO4 sebelum dan sesudah reaksi atau
sebelum titrasi dilakukan agar menambah jumlah ion H+ sehingga
menambah keasaman larutan dan memudahkan untuk mengetahui titrasi sudah
mendapati titik ekuivalen (perubahan warna). Reaksi yang terjadi:
2 Na+ + C2O42- + 2H+
+ SO42- à H2C2O4
+ 2Na+ + SO42-
2MnO4 + 5H2C2O4 + 6H+ à 2Mn2+ + 10CO2 + 8H2O
1 mol Na2C2O4 = 2ekuivalen Na2C2O4
Larutan
yang dipergunakan adalah larutan KMnO4, yang juga dapat digunakan
sebagai bahan titrasi untuk mengamati perubahan warna dari larutan tidak
berwarna menjadi berwarna merah muda. Dalam hal ini KMnO4 juga
berfungsi sebagai indikator. Percobaan mengenai titrasi redoks
(Permanganometri) ini membahas mengenai tentang pembakuan larutan kalium
permanganometri dengan natrium oksalat, yang berada dalam bentuk indikator
berbeda warna dari bentuk oksidasi pada
penetrasian KMnO4 terhadap larutan oksalat dalam suasana asam dengan
suhu 70-80 oC, perlakuan seperti ini dalam suatu reaksi bertujuan untuk mempercepat
terjadinya reaksi, sebab suhu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
reaksi sehingga diperoleh perubahan warna dalam suatu larutan tersebut. Hasil
percobaan yang telah selesai dilakukan praktikan mengenai materi pembuatan
kalium permanganat dengan natrium oksalat dengan beberapa langkah percobaan.
Diantaranya adalah penggunaan natrium oksalat sebanyak 0,3 gram dan diencerkan
menggunakan air (akuades), air disini digunakan karena merupakan pelarut yang
baik dan memiliki karakteristik sendiri. Kemudian larutan natrium ditambahkan
dengan 12,5 ml H2SO4 pekat. Dapat kita lihat bahwa perubahan yang terlalu lambat pada penitrasian,
disebabkan karena pada waktu penambahan atau pada saat penimbangan bahan
terdapat kesalahan. Dalam penitrasian apabila terjadi perubahan warna menjadi
merah muda(pink), maka percobaan ini dianggap berhasil.
Nilai volume
titrasi yang dihasilkan dari percobaan di atas adalah 1,75 ml. Besarnya volume
yang dihasilkan dikarenakan dalam reaksinya menghasilkan CO2 dan H2O
yang diperhatikan koefisiennya bernilai besar. Normalitas KMnO4 yang
dihasilkan adalah 1,0914 N lebih besar daripada nilai normalitas Na2C2O4 yaitu sebesar 0,0895 N.
2. Penentuan Kalsium (Ca2+) dalam CaCO3
Untuk menentukan kadar Ca2+ dalam
kalsium karbonat, digunakan dasar penentuan kalsium pada umumnya. Oksalat yang
bereaksi dengan Ca2+ menjadi endapan Ca oksalat, disaring dan
dipisahkan dari filtratnya. Ca oksalat dilarutkan dalam asam sulfat dan asam
oksalat yang dibebaskan setelah diasamkan dengan asam sulfat kemudian dititrasi
dengan larutan standar KMnO4. Reaksi yang terjadi:
1 mol CaCO3 = 2 ekuivalen CaCO3
Nilai volume titrasi yang dihasilkan pada
percobaan ini sebesar 7,3 ml. Massa Ca2+ yang didapat adalah 0,0153 gram, dan kadar Ca2+ yang diperoleh dari percobaan ini adalah
sebesar 7,65%.
Dalam
percobaan ini terjadi kesalahan yaitu terletak pada larutan pentiter KMnO4 pada buret terkena sinar, terurai
menjadi MnO2 sehingga pada titik akhir titrasi diperoleh pembentukan
presipitat coklat yang seharusnya adalah larutan berwarna merah rosa.
VI. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dari percobaan yang telah
dilakukan kali ini, jadi dapat diambil suatu kesimpulan yaitu :
- Perubahan warna pada penentuan kadar Ca2+ dalam CaCO3 seharusnya adalah dari warna kuning menjadi warna merah muda
- Penentuan kadar Ca2+ dalam CaCO3 menghasilkan perubahan warna kuning menjadi warna coklat.
- Perubahan warna pada penentuan kadar Ca2+ dalam CaCO3 seharusnya adalah dari warna kuning menjadi warna merah muda
- Rata-rata hasil perhitungan pembakuan larutan kalium dengan natrium oksalat Na2C2O4 yaitu sebesar 0,0895 N dan Normalitas KMnO4 yang dihasilkan adalah 1,0914 N.
- Rata-rata hasil perhitungan perubahan kalsium Massa Ca2+ yang didapat adalah 0,0153 gram, dan kadar Ca2+ yang diperoleh adalah sebesar 7,65%.
DAFTAR PUSTAKA
A.Hadyana
Pudjatmaka 1994. Kimia
Analisis Kuantitatif Anorganik. WGC. Jakarta.
Arifin.1995.
Ilmu Kimia Analitik Dasar. PT. Gramedia. Jakarta.
Arsyad, M Natsir.
2001. Kamus Kimia Arti dan Penjelasan Istilah. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Day, R. A. Jr and A. L. Underwood. 1998. Kimia
Analisis Kuantitatif. Erlangga. Jakarta.
Dicky. D.P 2013. Titrasi Redoks (Permanganometri)
Diakses pada tanggal 06 November 2013
Irfan, Anshary.
1986. Penuntun Pelajaran Kimia. Ganeca Exact, Bandung.
Haryadi, Benny. 1994. Kimia 2. Balai Pustaka, Jakarta.
Resenberg. 1992. Kimia Dasar I. Erlangga. Jakarta.
Syukri, S. 1999.
Kimia Dasar 1. ITB, Bandung.
Vogel,1985.
Analisa Anorganik Kualitatis. Kalmen Media Pustaka, Jakarta.
LAMPIRAN PERCOBAAN
Na oksalat 0.3 gram dilarutkan dengan aquades
sedikit
- Campurkan 12.5 ml H2SO 4
(1:8). Tambahkan aquades hingga tanda tera.
- Panaskan hingga 70-800C
2.3-0.3 =
2 Titrasi dengan larutan metil
berubah warna menjadi jingga
V1 = 2 ml V1
= 2 ml (0.3-2.3)
V2 = 2.1 ml V2
= 2.1 ml (2.3-4.4)
Rata-ratanya
V2 + V1 = 2.1+2 = 4.1 = 2.05
2 2 2
B. Penentuan kalium (Ca2-1) dalam
CaCO3
o
Ca
karbonat/ CaCO3 = 0.2 gram. Masukkan kedalam beaker gelas 200 ml
lalu ditambahkan indikator merah metil beberapa tetes, dipanaskan sampai
mendidih kemudian ditambahkan larutan NH4 1.5 gram oksalat dalam 25
ml aquades.
o
Panaskan
pada temperatur 70-800C, ditambahkan amonia (1:1) 10 tetes sambil
diaduk larutan berubah menjadi warna kuning saring larutan sampai menjadi
endapan, lalu endapan dicampur dengan H2SO4 (1:8)
sebanyak 10 ml.\
Setelah endapan larutan
dilakukan titrasi dengan larutan KMnO4. Titrasi diteruskan sampai
sampai terjadi terubahan warna dan tak berwarna menjadi merah muda
Titrasi I Titrasi
II
V1
= 33 V1
= 31.5
V2
= 35 V2
= 33
Vakhir
= V2-V1 Vakhir
= V2-V1
= 35 – 33
= 33 – 31.5
= 2 ml
= 1.5 ml
Rata-rata
titrasi = titrasi I +
Titrasi II
=
2 + 1.5
2
= 3.5
2
= 1.75 ml
File Bisa Langsung Di Download DISINI
0 komentar:
Posting Komentar