File Bisa Langsung Di Download Disini
PERCOBAAN VII
ALKOHOL
I.
TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan
percobaan praktikum ini yaitu mempelajari
sifat fisis alkohol, mempelajari
reaksi kimia alkohol dam membandingkan
sifat-sifat kimia antara alkohol primer, sekunder daan tersier.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Alkohol merupakan senyawa seperti air yang satu hidrogennya
diganti oleh rantai atau cincin hidrokarbon. Sifat fisis alkohol, alkohol mempunyai titik didih yang tinggi dibandingkan
alkana-alkana yang jumlah atom C nya sama. Hal
ini disebabkan antara molekul alkohol membentuk ikatan hidrogen. Rumus umum
alkohol R–OH, dengan R adalah suatu alkil baik alifatis maupun siklik. Dalam
alkohol, semakin banyak cabang semakin rendah titik didihnya. Sedangkan dalam air, metanol, etanol, propanol mudah larut dan
hanya butanol yang sedikit larut.
Alkohol dapat berupa cairan encer
dan mudah bercampur dengan air dalam segala perbandingan (Brady, 1999).
Berdasarkan jenisnya, alkohol ditentukan oleh posisi atau letak gugus
OH pada rantai karbon utama karbon. Ada tiga jenis alkohol antara lain alkohol primer,
alkohol sekunder dan alkohol tersier. Alkohol primer yaitu alkohol yang gugus
–OH nya terletak pada C primer yang terikat langsung pada satu atom karbon yang
lain contohnya : CH3CH2CH2OH (C3H7O).
Alkohol sekunder yaitu alkohol yang gugus –OH nya terletak pada atom C sekunder
yang terikat pada dua atom C yang lain. Alkohol tersier adalah alkohol yang
gugus –OH nya terletak pada atom C tersier yang terikat langsung pada tiga atom
C yang lain (Fessenden, 1997).
Alkohol alifatik merupakan cairan yang sifatnya sangat dipengaruhi
oleh ikatan hidrogen. Dengan bertambah panjangnya rantai, pengaruh gugus hidroksil yang polar
terhadap sifat molekul menurun. Sifat molekul yang seperti air berkurang,
sebaliknya sifatnya lebih seperti hidrokarbon. Akibatnya alkohol dengan bobot
molekul rendah cenderung larut dalam air, sedangkan alkohol berbobot molekul
tinggi tidak demikian. Alkohol mendidih pada temperatur yang cukup tinggi.
Sebagai suatu kelompok senyawa, fenol memiliki titik didih dan kelarutan yang
sangat bervariasi, tergantung pada sifat subtituen yang menempel pada cincin
benzena (Petrucci, 1987).
Reaksi-reaksi yang terjadi dalm alkohol antara lain reaksi
substitusi, reaksi eliminasi, reaksi oksidasi dan esterifikasi. Dalam suatu
alkohol, semakin panjang rantai hidrokarbon maka semakin rendah kelarutannya.
Bahkan jika cukup panjang sifat hidrofob ini mengalahkan sifat hidrofil dari
gugus hidroksil. Banyaknya gugus hidroksil dapat memperbesar kelarutan dalam air (Hart, 1990).
Alkohol,
selain metanol, dapat dikelompokan sebagai alkohol primer, sekunder, dan
tersier, bergantung pada banyaknya atom karbon yang terikat pada atom karbon
yang mempunyai gugus –OH. Jika satu karbon terikat pada atom karbon ini, maka
alkohol itu adalah primer; jika dua karbon, alkohol sekunder, dan jika terikat
tiga karbon, alkohol itu tersier (Keenan, 1992).
Suatu alkohol primer dapat dioksidasi menjadi aldehid atau
asam karboksilat. Alkohol sekunder dapat dioksidasi menjadi keton saja.
Sedangkan pada alkohol tersier menolak oksidasi dengan larutan basa, dalam
larutan asam, alkohol mengalami dehidrsi menghasilkan alkena yang kemudian
dioksidasi (Fessenden, 1997).
Beberapa alkohol yang penting:
1.
Metanol (metil alkohol, CH3OH)
tidak berwarna, cairan yang karut dalam air. Metanol bersifat racun; jika
terminum dalam jumlah yang sangat kecil maupun melalui pernafasan kronis dari
metanol dapat menyebabkan kebutaan. Telah dilaporkan kematian yang disebabkan
minum metanol kurang dari 30 ml.
2.
Etanol (etil alkohol, “alkohol”, CH3CH2OH),
tidak berwarna, cairan yang larut dalam air, kdang-kadang disebut alkohol padi;padian (grain) karena dapat
diperoleh dengan cara fermentasi dari padi-padian. Sebenarnya, fermentasi dari
semua bahan yang mengandung karbohidrat, seperti anggur, molase, dan kentang,
juga padi, menghasilkan etanol.
3.
Isopropil alkohol (2-propanol), (CH3)2CHOH,
seperti juga metanol dan etanol, tidak berwarna, cairan yang larut dalam air.
Isopropil alkohol, seperti etanol, dibuat dari hidrasi suatu alkena yang
berasal dari reaksi pemecahan minyak bumi.
4.
Etilen glikol (1,2-etanadiol, HOCH2CH2OH)
tidak berwarna, berupa cairan yang larut dalam air diproduksi dari etilen yang
dioksidasi oleh udaradiikuti dengan hidrasi intermidiet etilen oksida.
5.
Gliserol (gliserin; 1,2,3-propanatriol) tidak
berwarna, seperti sirup, rasanya manis, cairan tidak beracun. Triol ini didapat
dari hidrolisa dalam suasana basa dari lemak sebagai hasil samping dari
pembuatan sabun atau dari petrokimia propana. (Fessenden, 1997).
Beberapa
oksidasi dari alkohol antara lain:
1. Oksidasi menjadi aldehid
Hasil oksidasi mula-mula dari alkohol primer adalah suatu aldehid (RCH=O).
Aldehid, siap dioksidasi menjadi asam karboksilat. Oleh sebab itu, reaksi
antara alkohol primer dengan zat oksidator kuat akan menghasilkan asam
karboksilat, dan bukan intermediet aldehid. Pereaksi tertentu harus dipakai apabila intermediet aldehid merupakan
hasil yang diinginkan.
2. Oksidasi menjadi keton. Suatu alkohol
sekunder dioksidasi oleh oksidator yang reaktif kuat menjadi keton.
3. Oksidasi menjadi asam karboksilat. Suatu
oksidator kuat yang umum dapat mengoksidasi alkohol primer menjadi asam
karboksilat.
Oksidator umum :
–
larutan panas KMnO4
+ OH-.
–
larutan panas CrO3
+ H2SO4 (pereaksi Jones).
Reaksi umum :
RCH2OH R – C – OH Asam Karboksilat (Hart, 1999).
Sifat
Fisis Alkohol :
1.
Titik didih
Karena
alkohol dapat membentuk ikatan hidrogen antara molekul-molekulnya, maka titik
didih alkohol lebih tinggi dari pada titik didih alkil halida atau eter, yang bobot molekulnya sebanding.
2.
Kelarutan dalam air
Alkohol
berbobot molekul rendah larut dalam air, sedangkan alkil halida padanannya tidak larut. Kelarutan dalam air ini
langsung disebabkan oleh ikatan hidrogen antara alkohol dan air (Fessenden, 1997).
III.
ALAT DAN BAHAN
1.
Alat
Alat-alat
yang dipergunakan pada percobaan ini adalah termometer
1 buah, pembakar bunsen 1 buah, tabung reaksi 6 buah, kaca arloji 6 buah, gelas
ukur 10 ml 1 buah.
2.
Bahan
Bahan-bahan
yang diperlukan pada percobaan ini adalah Alkohol absolut, pembakar, pereaksi
lucas, larutan iodin dalam KI, larutan NaOH 6 M, asam asetat pekat CuSO
anhidrat, alkohol 70%, larutan kalium kromat, 2-propanol, kCO padat, HSO pekat,
t-butanol.
IV.
PROSEDUR KERJA
A.
Uji Air dalam Alkohol
1.
Disiapkan 2 tabung
reaksi, pada tabung 1 diisi dengan 1 ml etanol absolute dan pada tabung 2 diisi
K2CO3 padat secukupnya.
2.
2 tabung tersebut
dikocok, lalu diamati perubahan yang terjadi.
3.
Hal di atas
diulangi dengan contoh alkohol lainnya.
B.
Uji lucast
1.
0,5 ml etanol
absolut dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
2.
Ditambahkan 3 ml pereaksi
lucast pada suhu 25-27oC.
3.
Tabung reaksi
ditutup dengan sumbat karet.
4.
Tabung reaksi
dikocok dan didiamkan beberapa saat.
5.
Dicatat waktu yang
diperlukan hingga terbentuknya emulsi.
6.
Percobaan diatas
diulangi dengan contoh alkohol lainnya.
C. Uji
Oksidasi dengan Asam Kromat
1.
1 ml K2Cr2O7
dimasukan kedalam tabung reaksi.
2.
3.
ml K2Cr2O7
dimasukan kedalam tabung reaksi dan ditambahkan 4 tetes H2SO4
pekat. Kemudian dikocok dan ditambahkan
1 ml etanol absolute. Lalu tabung reaksi dikocok dan dipanaskan dalam penangas
air bersuhu 800 C. tabung tersebut dibiarkan beberapa menit dan
diamati perubahan warna yang terjadi serta diamati pula bau yang
diitimbulkannya. Percobaan di atas diulangi dengan contoh alkohol lainnya.
4. Uji
iodoform
4
tabung reaksi disiapkan dan masing-masing diberi label serta diisi tiap-tiap
tabung reaksi dengan 2 ml etanol absolute, etanol 70%, isopropyl alkohol, dan
t-butanol. Lalu ditambahkan ke dalam masing-masing tabung reaksi 2 ml iodine.
Sambil diaduk, ditambahkan NaOH 6M hingga warna iodine berubah menjadi kuning
muda. Tabung reaksi didiamkan, bila dalam waktu 5 menit belum terbentuk endapan
kuning maka dipanaskan tabung reaaksi dalam penangas air bersuhu 60 ˚C. Endapan yang
terbentuk dan bau yang ditimbulkan diamati.
5. Uji esterifikasi
1
ml etanol dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan 1 ml asam asetat
pekat. Lalu dikocok dan dipanaskan dalam penanas air selama 5 menit. Larutan
dituang ke dalam air dan diamati bau yang ditimbulkan. Percobaan di atas
diulangi dengan contoh alkohol lainnya
V.
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Pengamatan
dan Perhitungan
A.1. Hasil Pengamatan
1) Uji Air dalam Alkohol
No.
|
Langkah Percobaan
|
Hasil
pengamatan
|
1.
|
0,5 ml etanol ditambahkan K2CO3
padat secukupnya
|
Larut
|
2.
|
0,5 ml isopropil alkohol ditambahkan K2CO3
padat secukupnya
|
Larut
|
3.
|
0,5 ml t-butanol ditambahkan K2CO3
padat secukupnya
|
Sukar
larut
|
4.
|
0,5 ml etanol ditambahkan CuSO4 anhidrat secukupnya
|
Sukar
larut
|
5.
|
0,5 ml isopropil alcohol ditambahkan CuSO4
anhidrat secukupnya
|
Sukar
larut
|
6.
|
0,5 ml t-butanol ditambahkan CuSO4
anhidrat secukupnya
|
Sukar
larut
|
2) Uji Lucas
No.
|
Langkah Percobaan
|
Emulsi
|
1.
|
0,5 ml etanol ditambahkan 3 tetes pereaksi lucast
|
Tidak
terbentuk
|
2.
|
0,5 ml isopropil alkohol ditambahkan 3 tetes pereaksi
lucast
|
Tidak
terbentuk
|
3.
|
0,5 ml t-butanol ditambahkan 3 tetes pereaksi lucast
|
Tidak
terbentuk
|
3) Uji Oksidasi dengan Asam Format
No.
|
Langkah Percobaan
|
Hasil Pengamatan
|
1.
|
0,5 ml K2Cr2O7
dan 2 tetes H2SO4
pekat dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan 0,5
ml etanol
|
Berbau kecut &
berubah warna menjadi coklat muda
|
2.
|
0,5 ml isopropil alkohol dan 2 tetes H2SO4
pekat dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan 0,5
ml etanol
|
Berbau kecut menyengat & berubah warna
menjadi coklat tua
|
3
|
0,5 ml t-butanol dan 2 tetes H2SO4 pekat dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan 0,5
ml etanol
|
Berubah warna menjadi
coklat tua dan berbau kecut.
|
4) Uji Iodoform
No.
|
Alkohol
|
Penambahan 1 ml iodin
|
Penambahan
NaOH 6M
|
1.
|
1 ml etanol
|
berubah warna menjadi
merah pekat
|
berubah menjadi keruh, baunya menyengat
& terbentuk endapan kuning.
|
2.
|
1 ml isopropil alkohol
|
berubah warna menjadi
merah pekat
|
terbentuk endapan
kuning & baunya menyengat.
|
3.
|
1 ml t-butanol
|
warna tetap
|
berubah menjadi keruh
& terdapat endapan kuning serta baunya menyengat.
|
5) Uji Esterifikasi
No.
|
Langkah Percobaan
|
Hasil Pengamatan
|
1.
|
0,5 ml etanol ditambahkan 0,5 ml asam asetat pekat
|
Dituangkan kedalam
air berbau enak seperti bau balon karena termasuk dalam ester primer, warna
tetap bening.
|
2.
|
0,5 ml t-butanol ditambahkan 0,5 ml asam asetat pekat
|
Dituangkan kedalam
air berbau enak, warnanya
menjadi keruh.
|
3.
|
0,5 ml isopropil alkohol ditambahkan 0,5 ml asam
asetat pekat
|
Dituangkan kedalam
air berbau wangi,
warnanya tetap.
|
A.2. Perhitungan
-
B.
Pembahasan
1.
Uji Air dalam alkohol
Percobaan ini bertujuan untuk
mengetahui kadar air yang terkandung dalam alkohol. Tahap pertama, dengan
mengisi ke dalam tabung reaksi sebanyak 0,5 ml larutan sampel (etanol,
isopropil alkohol,dan t-butanol) dan K2CO3 padat
secukupnya dan tabung yang lain diisi 0,5 ml larutan sampel (etanol,
2-propanol, dan t-butanol) dan CuSO4 anhidrat secukupnya. Kemudian
mengocok larutan tersebut dan mendiamkannya.
Berdasarkan
percobaan untuk larutan sampel dengan menambahkan K2CO3
secara berturut-turut; tidak ada endapan (larutan bening), tidak ada endapan
(larutan bening), terdapat endapan (sukar larut). Sedangkan pada sampel dengan
menambahkan CuSO4 anhidrat semuanya sukar larut. Masing-masing
larutan sukar larut dalam air tersebut terdapat endapan berwarna biru. CuSO4
merupakan padatan putih, jika terkena air akan terbentuk garam hidratnya
yang akan berubah menjadi biru. Jadi jika alkohol mengandung air akan diketahui
dengan terjadinya perubahan warna biru. Hal tersebut menunjukkan adanya air
dalam semua sampel alkohol. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
R – OH + K2CO3
R – K + H2O + CO2
R – OH + CuSO4 R – Cu + H2O + SO4
2.
Uji Lucas
Percobaan ini dilakukan dengan
memasukkan 0,5 ml larutan sampel (etanol, isopropil alkohol, dan t-butanol) ke
dalam tabung reaksi dan menambahkan 3 ml pereaksi lucast pada suhu 25-27 0C.
Kemudian menutup tabung reaksi dengan sumbat karet agar gas yang dihasilkan
tidak menguap keluar. Kemudian mengocok larutan, mendiamkan beberapa saat. Dari
percobaan yang dilakukan, didapatkan hasil yang sama yaitu tidak terbentuk
emulsi (bening).
Uji lucas bertujuan untuk
membedakan alkohol primer, sekunder dan tersier. Alkohol tersier bereaksi dan
alkil klorida tersier akan membentuk lapisan keruh yang terpisah. Alkohol
sekunder terlarut karena pembentukkan ion oksonium dan akhirnya terbentuk alkil
klorida. Sedangkan alkohol primer sukar untuk menjadi klorida dengan pereaksi
lucas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua sampel alkohol yang diujikan
adalah alkohol primer. Reaksinya sebagai berikut:
Alkohol primer
ZnCl2
CH3
CH2OH + HCl
Alkohol
sekunder
ZnCl2
(CH3)2 CHOH
+ HCl (CH3)2CHCl + H2O
Alkohol
tersier
(CH3)3 COH + HCl (CH3)3CCl
+ H2O
3.
Uji Oksidasi dengan Asam kromat
Percobaan
ini dilakukan dengan memasukkan 0,5 ml K2Cr2O7
dan 2 tetes H2SO4 pekat, kemudian mengocok serta
menambahkan 0,5 ml etanol ke dalam tabung reaksi. Mengocok lalu memanaskan
tabung reaksi dalam penangas air bersuhu 80C. Percobaan ini dilakukan juga untuk isopropil
alkohol, dan t-butanol. Hasil percobaan antara lain pada sampel K2Cr2O7
menghasilkan larutan berwarna coklat muda, sedangkan sampel yang lain larutan
berwarna coklat tua. Pada uji bau, K2Cr2O7 menghasilkan
bau yang sangat menyengat, sedangkan sampel alkohol yang lain bau yang
dihasilkan tidak terlalu menyengat. Perubahan warna dan bau yang dihasilkan
pada percobaan ini menunjukkan adanya reaksi oksidasi dengan asam kromat yang
terjadi pada larutan sampel. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
K2Cr2O7
K2Cr2O7
R – CHO2OH R – C – H R – C – OH
4.
Uji Iodoform
Dengan
menyiapkan 4 tabung reaksi, mengisi masing-masing dengan 1 ml larutan sampel
(etanol, isopropil alkohol, dan t-butanol). Kemudian menambahkan ke dalam
masing-masing tabung reaksi 1 ml iodin, sambil mengaduk, menambahkan NaOH 6 M
hingga warna iodin berubah menjadi kuning muda. Mendiamkan, bila dalam waktu 5
menit belum terbentuk endapan kuning, maka memanaskan tabung reaksi dalam
penangas air bersuhu 600C.
Maka
didapatkan untuk etanol terbentuk endapan kuning disertai bau yang menyengat.
Pada isopropil alkohol larutan berwarna kuning muda dan bau yang menyengat,
sedangkan untuk t-butanol dihasilkan larutan warna kuning muda, yang terbagi
atas dua bagian, yaitu pada bagian atas warna kuning dan bawah larutan bening.
Uji
iodoform reaksi antara etanol absolut atau sampel
alkohol yang lain dengan iodin akan membentuk larutan berwarna kuning. Hal ini
disebabkan karena alkohol bereaksi dengan hidrogen halida menghasilkan alkil
halida. Berarti pada setiap sampel alkohol mengandung iodoform.
Reaksi
yang terjadi adalah sebagai berikut :
CH3CH2OH
+ I2 CH3COH +2 HI
CH3COH
+ 3HI2 + NaOH CHI3 + CHOONa + 3 HI
(CH3)3COH + I2 (CH3)2CHCOH
+ 2 HI
(CH3)2CHCOH + 3I2 + NaOH CHI3
+ CHOONa + 3 HI
5.
Uji Esterifikasi
Pertama-tama
yang dilakukan pada percobaan ini adalah memasukkan 0,5 ml larutan sampel
(etanol, isopropil alkohol, dan t-butanol) ke dalam tabung reaksi, menambahkan
0,5 ml CH3COOH pekat. Mengocok dan memanaskan selama 5 menit.
Setelah itu menuangkan larutan ke dalam air. Dari hasil pengamatan diperoleh
secara berturut-turut; bau enak seperti bau balon karena termasuk dalam ester
primer, bau enak dan bau wangi, sedangkan masing-masing larutan dihasilkan
larutan yang bening dan terbentuk ester. Reaksi yang terjadi adalah sebagai
berikut :
CH3CH2OH + CH3COOH CH3 –
COCH2CH3 + H2O
etanol
absolut as. Asetat etil asetat
(CH3)3COH + CH3COOH
t-butanol
as. asetat
VI.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah:
1. Dalam air, etanol
absolute, alkohol 70%, 2-propanol mudah
larut, sedangkan t-butanol hanya sedikit larut.
2.
Uji Lucas untuk menetukan
penggolongan alkohol, yaitu alkohol primer, alkloda sekunder dan alkohol
tersier.
3.
Dalam suatu alkohol pada sampel
etanol absolute, alkohol 70%, 2-propanol, t-butanol dapat menghasilkan ester.
DAFTAR
PUSTAKA
Brady, James E. 1999. Kimia Universitas Asas dan
Struktur. Jilid 1. Binarupa Aksara. Jakarta.
Dicky, D.P. 2012. Pengenalan alat-alat Laboratorium. dsikreatif.blogspot.com
Dicky, D.P. 2012. Pengenalan alat-alat Laboratorium. dsikreatif.blogspot.com
Fessenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan S. 1997. Dasar-dasar
Kimia Organik. Binarupa Aksara. Jakarta.
Hart. 1990. Kimia Organik
Suatu Kuliah Singkat. Edisi Keenam. Erlangga. Jakarta.
Fessenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan S. 1997. Kimia Organik. Jilid I. Erlangga.
Jakarta.
Dimohon kepada semuanya yang mengambil data di blog saya diharap mencantumkan nama blog pada daftar pustaka,... Hargai hasil orang lain jangan asal copas,... karena blog ini mempunyai hak cipta,...
Dimohon kepada semuanya yang mengambil data di blog saya diharap mencantumkan nama blog pada daftar pustaka,... Hargai hasil orang lain jangan asal copas,... karena blog ini mempunyai hak cipta,...
File Bisa Langsung Di Download Disini
0 komentar:
Posting Komentar