File bisa langsung di download DISINI
PERCOBAAN
I
PENGENALAN
ALAT – ALAT LABORATORIUM
I.
TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan percobaan
praktikum ini adalah memperkenalkan pembakar gas dan alat gelas beserta
fungsinya dalam praktikum kimia.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Pada dasarnya
setiap alat mmiliki nama yang menunjukkan kegunaan alat, prinsip kerja atau
proses yang berlangsung ketika alat digunakan. Beberapa kegunaan alat dapat
dikenali berdasarkan namanya. Penamaan alat-alat yang berfungsi mngukur
biasanya diakhiri dengan kata meter seperti thermometer, hygrometer, dan
spektrofotometer. Alat-alat pengukur yang disertai dengan informasi tertulis,
biasanya diberi tambahan “graph” seperti thermograph, barograph (Firebiology,
2007).
Sebelum melakukan
praktikum, terlebih dahulu kita harus mengenal atau mengetahui tentang alat-alat
yang digunakan dalam melakukan praktikum tersebut. Hal ini berguna untuk
mempermudah kita dalam melaksanakan percobaan, sehingga resiko kecelakaan di
laboratorium dapat ditanggulangi. Kebersihan dan
kesempurnaan alat sangat penting untuk bekerja di laboratorium. Alat yang
kelihatan secara kasat mata, belum tentu bersih, tergantung pada pemahaman
seorang analis mengenai apa artinya bersih. Alat kaca seperti gelas piala atau
erlenmeyer paling baik dibersihkan dengan sabun atau deterjen sintetik. Pipet,
buret, dan labu volumetrik mungkin memerlukan larutan deterjen panas untuk bisa bersih benar (Day & Underwood,
1998).
Ketetapan hasil analisa kimia sangat tergantung pada mutu bahan kimia dan
peralatan yang dipergunakan, disamping pengertian pelaksanaan tentang dasar
analisa yang sedang dikerjakan serta kecermatan dan ketelitian kerjanya
sendiri. Ketelitian dan kecermatan kerja, selain merupakan sifat pribadi
seseorang akan dapat pula diperoleh karena bertambahnya pengamatan kerja
seseorang sehingga menjadi kebiasaan yang berguna bagi kelancaran kerjanya.
Penanganan bahan kimia dan peralatan pokok yang banyak dipergunakan merupakan
persyaratan penting demi keselamatan dan hasilnya pekerjaan analisa kimia (Day
& Underwood, 1998).
Analisa kimia menentukan macam, struktur, dan jumlah zat, maka setiap
cabang kegiatan manusia yang menyangkut materi, langsung atau tidak langsung
memerlukan analisa kimia. Yang dimaksud dengan cabang kegiatan adalah segala
sesuatu yang manusia, termasuk ilmu pengetahuan, perdagangan, perindustrian,
pencegahan penyakit dan penyembuhan si sakit, produksi bahan pangan,
penyemaian, pengolahan, peran, olahraga, penyusutan kejahatan, dan sebagainya
(Harjadi, 1990).
Dalam mengukur suatu
zat atau benda hendaknya menggunakan suatu alat, alat yang digunakan mengukur
suatu zat dalam kimia adalah gelas ukur, akan tetapi hasil pengukuran dari
gelas ukur sangat kurang tepat, sehingga dalam penggunaannya tidaklah terlalu
teliti. Salah satu contoh alat pengukuran lain yang mempunyai tingkat ketelitian
lebih baik dari pipet isap, namun pengukuran dengan pipet sendiri tidak
terlepas dari kesalahan (Rohman, 1998).
III.
ALAT DAN BAHAN
A. Alat
Alat-alat yang
digunakan dalam percobaan ini adalah tabung reaksi, pipet tetes, labu takar,
gelas beker, erlenmeyer, buret, corong, pipet gondok dan propipet, gelas
arloji, desikator, neraca analisis, pengaduk dan alat pembakar gelas.
B. Bahan
Bahan–bahan yang digunakan adalah akuades, NaOH dan Na2CO
3.
IV.
PROSEDUR KERJA
A. Pembakar Gas
1.
Bagian dipembakaran gas diteliti.
2.
Bagian tabung pencampuran gas dilepaskan dan udara (barrel) serta diperhatikan lubang
kecil (spun) yang terdapat pada dasar pembakaran gas. (Tabung pencampur gas
hanya dilepaskan untuk melihat hal tersebut di atas, setelah itu di pasang
kembali).
3.
Skrup pengatur
gas dipasang (needle valve) pada bagian dasar pembakaran dan ujung skrup dapat
dirasakan keluar pada spud. Skrup pengatur gas ini berguna digunakan untuk
mengatur banyak sedikitnya gas yang keluar dari lubang kecil dan masuk ke dalam
lubang pencampur gas dan udara.
4.
Skrup
pengatur gas di pasang kembali skrup diputar dua putaran penuh untuk membuka
bagian spud.
5.
Tabung
pencampuran gas dan udara dipasang kembali pembakar gas ditaruh diatas sekeping
asbes. Keping asbes selalu digunakan apabila ingin menaruh benda panas di atas
meja praktikum.
6.
Tempat masuk
udara ditutup dengan cara memutar terus tabung pencampur gas dan udara sampai
ke dasar gas, (Peringatan :
Sebelumnya pembakar gas diletakan cukup jauh dari muka, rambut dan pakaian).
7.
Kran gas
dibuka yang terdapat pada meja praktikum. Pembakar gas dinyalakan dengan cara
korek yang sudah menyala didekatkan di mulut ke tabung pencampur gas dan udara.
Nyala api akan berwarna disebabkan adanya partikel karbon yang terbentuk,
dimana partikel karbon akan bersinat pada temperatur tinggi .
8.
Tabung
pencampur gas dan udara diatur, sehingga lubang udara setengah udara terbuka.
9.
Apa yang
telah terjadi dijelaskan apabila lubang pengatur udara di tutup dan dibuka.
Skrup pengatur gas diatur dan diamati perubahan yang terjadi pada nyala api.
10.
Lubang pengatur udara diatur serta skrup pengatur gas
sehingga didapatkan gambaran yang sama pada gambar (a). Apabila lubang pengatur
udara dibuka,beberapa daerah yang dapat terlihat pada nyala api?, apakah
terlihat dua kerucut yang tidak berwarna pada nyala api tersebut?. Kerucut di
bagian dalam mengandung campuran gas yang belum terbakar dan udara. Kerucut
di bagian luar, gas dan udara sudah
tercampur dengan baik sehingga pembakaran berlangsung sempurna.
11.
Gegep digunakan, letakkan pinggan porselin di atas
nyala api yang tidak berwarna tersebut. Kemudian diamati perubahan yang
terjadi.
12.
Nyala api di
atur diatur sehingga mencapai tinggi 10-12 cm dengan jalan memutar skrup
pengatur gas.
13.
Kemudian
diletakkan pinggan porselin di atas nyala api yang berwarna tersebut. Perubahan
yang terjadi diamati dan apakah bedanya pinggan porselin yang diletakan pada
api berwarna dan yang tidak berwarna?.
14.
Lubang tempat
masuknya udara harus dibuat setengah tertutup. Apabila terlalu banyak uadara,
maka nyala api akan tertarik ke dalam tabunng pencampur gas dan udara, untuk
kemudian terbakar disana (suara letupan akan terdengar). Apabila ini terjadi,
tutuplah kran gas (catatan : tabunng pencampur gas dan udara akan terjadi
sangat panas dan baunya tercium tidak enak). Biarkan pembakar gas tersebut
menjadi dingin sebelum dinyalakan kembali.
15.
Bagian yang
panas ditentukan dari nyala api tersebut dengan diletakkannya batang korek api
secara lintang pada tempat daerah nyala api sampai batang korek tersebut jadi
hitam dan nyala. Waktu yang perlu diperhatikan untuk hancurnya korek tersebut
pada setipa daerah (zona), ujilah nyala api ini pada bagian dasar , tengah dan
puncak.
B.
Pengenalan Alat Gelas
1.
Tabung reaksi, pipet, labu takar, gelas piala, erlenmeyer, dan buret dicuci. Apa beda
pencucuian tersebut?
2.
25 ml akuades dimasukan ke dalam
Erlenmeyer 250 ml dengan menggunakan pipet.
3.
Buret diisi dengan akuades pada sembarang angka. Membaca miniskus awalnya. Cairan dikeluarkan dengan lambat
sampai beberapa mililiter, lihat miniskus. Kemudian
ditunggu beberapa menit, dan lihat miniskusnya lagi. Volume air yang keluar dihitung, diisi lagi,
baca miniskus awalnya, keluarkan dengan cepat, baca miniskusnya. Tunggu
beberapa menit, baca lagi miniskusnya (adakah perbedaan penurunan dengan cepat
dan lambat).
4.
Buret diisi dengan larutan KMnO4 0,1 M.
baca miniskus awalnya. Apakah ada beda pembacaan miniskus pada air (larutan tak
berwarna) dengan KMnO4 (larutan berwarna gelap).
C.
Penyaringan
1.
5 ml larutan Pb asetat 0,1 M diambil dalam tabung reaksi
kemudian tambahkan 5 ml H2SO4 0,1
M, diamati endapan yang
terjadi. catat
warna endapan.
2.
Kertas saring diambil dan timbang dengan
neraca analitis. Lipat menjadi ¼ lingkaran, kemudian lipat lagi menjadi 2-3
kali lipatan.
3.
Kertas
saring yang sudah dilipat dimasukan pada
corong dan dibasahi
sedikit dengan akuades hingga melekat pada dinding gelasnya.
4.
Corong
yang berkertas saring tadi dipasang di
atas Erlenmeyer untuk menampung fitart atau cairan cucian.
5.
Larutan dituang pada langkah 1 ke
dalam corong berkertas saring tadi, oven kertas saring dan endapannya sampai
kering serta ditimbang kembali kertas
saring dan endapan.
V.
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
I.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Percobaan
Alat – alat yang digunakan dalam
pelaksanaan praktikum khususnya percobaan pertama adalah terdapat dalam tabel
berikut :
No
|
Nama & Gambar Alat
|
Fungsi
|
Keterangan
|
1
|
Cawan porselin
|
Untuk mereaksikan zat
dalam suhu tinggi, mengabukan kertas saring, menguraikan endapan dalam
gravimetri sehingga menjadi bentuk stabil
|
Terbuat dari porselin
|
2
|
Pinggang porselin
|
Untuk menguapkan
larutan sehingga lebih pekat atau menjadi kering, mengkristalkan zat dan
untuk menyublim zat
|
Terbuat dari porselin
|
3
|
Tabung reaksi
|
Untuk mereaksi zat- zat
dalam bentuk sedikit
|
Terbuat dari gelas
|
4
|
Gelas piala
|
Sebagai tempat larutan
dan juga untuk memanaskan zat-zat , menyiapkan pelarut untuk memekatkan
|
Kuantitas berkisar 50
ml, 200ml, 1000ml, sampai 2000ml disebut juga gelas beker
|
5
|
Erlemeyer
|
Untuk tempat zat yang
dititrasi dan dapat juga untuk memanaskan larutan
|
Kuantitas berkisar
100ml, 250ml, 500ml, 1L sampai 2L
|
6
|
Gelas ukur
|
Untuk mengukur voume
zat kimia dalam bentuk cair
|
Kuantitas berkisar 5mm,
10mm, 25mm, 50mm, 100mm
|
7
|
Labu takar(labu ukur)
|
Untuk membuat larutan standar
atau larutan tertentu dengan volume setepat-tepatnya
|
Volumenya antara 50ml,
100ml,500ml, 1L sampai 2L
|
8
|
a. Pipet gondok
b. Pipet volume
|
a. Untuk mengambil larutan dengan volume
teratur dan tepat
b. Untuk mengukur
volume larutan
|
Lebih tepat dari gelas
ukur
|
9
|
Buret
|
Untuk melakuan titrasi
|
Terbuat dari kaca
|
10
|
Statif
|
Untuk menjepit buret
|
Terbuat dari besi
|
11
|
Pengaduk gelas
|
Untuk mengaduk suatu
campuran atau larutan zat kimia ketika melakukan reaksi-reaksi kimia
|
Terbuat dari kaca
|
12
|
Gelas arloji
|
Untuk menimbang zat
berbentuk kristal, untuk menutup bejana lain waktu pemanasan dan untuk
menguapkan cairan
|
Terbuat dari gelas
|
13
|
Corong
|
Untuk membantu ketika
memasukkan cairan ke dalam suatu tempat yang sempit
|
Biasanya terbuat dari
gelas
|
14
|
Pipet tetes
|
Memindahkan larutan
dalam jumblah sedikit
|
|
15
|
Botol semprot
|
Untuk membersihkan
dinding-dinding bejana dan sisa-sia endapan, mengeluarkan air/ cairan dalam
jumlah terbatas, dan tempat menyimpan air
|
Terbuat dari plastik
|
16
|
Kasa
|
Sebagai alat perata
panas
|
Dengan cara ditaruh
diatas kaki tiga
|
17
|
Kaki tiga
|
Sebagai tungku dari
wadah bahan – bahan yang dipanaskan dan biasanya dilengkapi dengan kawat
asbes
|
|
18
|
Eksikator
|
Untuk menyimpan zat-zat
agar kering (eksikator tidak diisi bahan pengering) atau untuk mengeringkan
zat (perlu bahan pengering)
|
Terbuat dari besi
|
19
|
Neraca analisis
|
Untuk menimbang alat
dan bahan
|
Memiliki
ketelitian 4 digit
|
20
|
Oven
|
Mengeringkan atau mensterilkan
alat-alat laboratorium
|
Suhunya mencapai 120o C
|
21
|
Rak tabung reaksi
|
Tempat meletakkan
tabung reaksi
|
Terbuat dari kayu
|
B.
Pembahasan
1.
Alat-alat
pemanasan
Alat-alat yang digunakan dalam pemanasan adalah pembakar gas, kaki tiga,
segitiga porselin, gegep, pemanas air, alat-alat porselin (cawan, pinggan).
a.
Kaki tiga
Kaki Tiga digunakan sebagai tungku, dimana diatasnya terdapat wadah bahan-bahan
yang dipanaskan di antara ketiga kakinya tempat untuk pemanasan.
b.
Segitiga
porselin
Segitiga
porselin digunakan sebagai alat
penopang wadah yang akan dipanaskan diatas kaki tiga.
c.
Gegep
(penjepit)
Geget
(penjpit) digunakan untuk membantu
mengambil alat-alat yang tidak boleh diambil dengan tangan. Misalnya
botol-botol timbang, alat-alat panas dan sebagainya.
d.
Cawan
porselin (Crucible)
Cawan
Porslin (crucible) digunakan untuk
mereaksikan zat dalam suhu tinggi, menggabukan kertas saring, menguraikan endapan dalam
gravimetric sehingga menjadi bentuk yang stabil.
e.
Pinggan
porselin (Evaporating Dish)
Pinggan porselin (Evaoratng Dish) digunakan untuk menguapkan / mereaksikan larutan
sehingga lebih pekat atau menjadi lebih kering dan mengkristalkan zat serta
untuk menyublimkan zat.
2.
Alat-alat
gelas
Sebelum digunakan, alat-alat gelas harus diperiksa terlebih dahulu, apakah
ada cacat dan diteliti kebersihannya. Apabila alat tersebut retak jangan
meneruskan untuk penggunaannya. Kebersihan alat sangat penting, data yang
dihasilkan menjadi tidak akurat jika melakukan percobaan pada alat yang
terkontaminasi.
Dibersihkan peralatan dengan sabun dan air keran. Digunakan sikat yang
sesuai dengan ukuran dan kehalusan. Mula-mula dibilas peralatan gelas dengan
air keran, kemudian satu atau dua kali dengan akuades. Kadang kala perlu
direndam pipet atau buret beberapa lama dengan air sabun dan K2CrO7
serta H2SO4 bila sulit dihilangkan kotoran. Baliklah
peralatan gelas yang bersih diatas serbet. Jangan mengeringkan peralatan gelas
yang ditera dalam oven atau diatas api
langsung. Bilaslah peralatan gelas dengan pelarut atau larutan yang akan
digunakan.
Jangan mengeluarkan
cairan dari pipet atau buret terlalu cepat atau lambat karena bila terlalu
cepat akan meninggalkan cairan yang sulit dihilangkan dan juga jangan terlalu
lambat karena akan memperlambat percobaan.
a. Gelas Wadah
Botol sebagai wadah
pereaksi dapat dibedakan dengan warnanya yang gelap untuk tempat zat yang peka
terhadap cahaya, oksidasi, botol tak berwarna dan lainnya. Tutup botol
bermacam-macam ; tutup pipih tidak boleh ditaruh diatas meja, tutup paruh dan
pipih tidak boleh diambil. Mulutnyapun bermacam-macam; mulut kecil untuk zat
yang mudah menguap,dan mulut besar uantuk pereaksi selain itu.
b. Alat-alat untuk mereaksikan zat
1)
Tabung reaksi
Terbuat dari gelas dan dapat dipanaskan, terutama digunakan untuk
mereaksikan zat-zat kimia dalam jumlah sedikit.
2)
Gelas piala
Alat ini disebut juga gelas beker, fungsi utama adalah untuk mereaksikan
zat kimia dalam jumlah sedikit. Dapat juga digunakan sebagai tempat larutan
untuk memanaskan larutan zat kimia.
3)
Erlenmeyer
Alat ini digunakan untuk tempat zat yang dititrasi dan bukan alat pengukur.
Kadang-kadang boleh untuk memanaskan larutan.
3.
Alat-alat
pengukur volume
a. Gelas ukur
Alat ini digunnakan untuk
mengukur volume zat kimia cair, tidak boleh untuk mengukur pelarut panas.
b. Pipet ukur yang terdiri dari pipet gondok dan
pipet volume
-
Pipet gondok
terbuat dari gelas, tengahnya membesar ujungnya meruncing. Untuk mengambil
larutan dan pipet ini lebih tepat dibandingkan gelas ukur, dan dibantu degan
propipet.
-
Pipet volum
dibubuhi skala mirip dengan buret, untuk mengambil larutan dan lebih tepat dari
gelas ukur.
c.
Buret
Alat ini terbuat dari gelas berskala dan memiliki kran. Untuk melakukan titrasi,
larutan dikeluarkan sedikit demi sedikit dari kran. Volume dapat dilihat dari
skala. Untuk menggunakannya buret dicuci dua kali dengan larutan yang akan
diisikan dan untuk titrasi dilakukan minimal tiga kali , hasilnya adalah
rata-ratanya. Normalitas dan penitrasi jangan terlalu tinggi atau pekat dan
volumenya sedikit mungkin (10 / 20 cc). Buret digunakan untuk menghantarkan
volume yang diketahui dan dapat diubah-ubah.
d.
Labu ukur
Alat ini digunakan untuk membuat larutan standar atau
larutan tertentu secepat-cepatnya.
4.
Alat lain
a. Pengaduk gelas
Alat ini dipakai untuk
mengambil suatu campuran atau larutan zat kimia dalam bentuk serbuk, padat, dan
pasta ketika melakukan reaksi kimia dan untuk membantu menuangkan cairan dalam
proses penyaringan.
b. Gelas arloji
Alat ini terbuat dari
gelas, berguna untuk alas dan menimbang zat kristal, untuk menutup bejana saat
pemanasan dan untuk menguapkan cairan.
c.
Corong
Alat ini terbuat dari gelas, untuk membantu memasukkan
larutan cair ketempat yang sempit mulutnya.
d.
Botol semprot
Alat ini digunakan
untuk membersihkan dinding bejana dari
sisa-sisa endapan, mengeluarkan air/cairan dalam jumlah terbatas, dan tempat
menyimpan air .
e. Eksikator
Alat ini digunakan untuk menyimpan zat agar tetap
kering atau untuk mengeringkan zat. Zat
pengering yang dipakai adalah zat hogroskopis seperti CaO, CaCl2
anhidrid, PCl5. Jangan memasukkan benda yang terlalu panas, karena
akan menyebabkan udara didalamnya akan berkembang dan dapat mengangkat
tutupnya, disamping itu suhu benda/bahan akan lambat turunnya, sehingga tidak
dapat cepat ditimbang.
5.
Hal-hal yang
perlu diperhatikan
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan alat-alat gelas kimia,
antara lain :
1.
Peralatan dikeringkan, setelah itu dicuci diletakkan terbalik, hanya bagian luar yang
dilap, bagian lain tidak boleh dilap. Apabia perlu cepat kering alat dipanaskan
sedikit (di atas atau dalam oven).
2.
Tutup botol;
pada bagian yang tutup botol berbentuk paruh, maka tutup botol jangan dicabut,
menutup atau membuka botol dengan cara mengatur saluran pada botol dan tutup,
ini dilakukan untuk menjaga kemurnian isi botol.
3.
Cairan dituang dari botol yang beretiket; memegang etiket menghadap telapak tangan dan
cairan dialirkan dari sisi yang berjauhan dengan etiket jadi isi botol dapat
selalu diketahui dengan mudah.
4.
Isi botol dicium dengan cara mengibaskan tangan pada mulut botol dan mengarahkannya ke hidung.
5.
Ditimbang ;
Beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam penimbangan suatu zat;
a.
Penimbangan dilakukan dalam ruang tertutup.
b.
Bahan diletakkan dalam gelas arloji (untuk zat padat)
atau botol timbang (untuk zat cairan).
c.
Jika akan
dilarutkan atau direaksikan bahan dalam wadah, maka berat wadah kosong dicari
sebelum dimasukkan. Jika akan memindahkan bahan ke tempat lain, berat bahan
kosong dicari sesudah bahan dipindahkan.
d.
Bahan diletakkan atau mengambil timbangan atau
anting-anting dengan pinset.
e.
Jangan ditimbang
bahan panas sebelum mendinginkannya.
f.
Selalu jaga
kebersihan timbangan.
6.
Alat dibersikan ; alat-alat volumetirik harus bersih dan bebas dari lemak.
7.
Penggunaan
buret;
1) Buret dijepitkan pada statif
dengan hati-hati.
2) Buret diletakan pada angka 0
sejajar tegak lurus dengan mata.
3)
Sebelum
dikalibrasi, bersihkan buret dengan akuades, setelah itu kita buang dengan cara
tangan kiri memegang kran dan tangan kanan memegang gelas beker.
4)
Bahan kimia yang akan digunakan dimasukan dan diperhatikan agar batas kalibrasi tetap pada batas
0.
5)
Bahan lain disiapkan pada gelas beker yang kita gunakan dalam praktikum.
6)
Jumlah tetesan yang diperlukan diperhatikan karena dapat mempengaruhi warna bahan yang ada di
gelas beker.
o
Dalam
membaca buret haruslah hati-hati karena apabila terdapat kekeliruan maka akan
mendapatkan hasil yang kurang akurat. Suatu cairan akan membentuk cekungan yang
disebut miniskus. Jika larutan berwarna muda maka dasa miniskus yang dibaca dan
jika warna larutan gelap bagian atas miniskus yang dibaca. Untuk membantu
membaca miniskus sebaiknya gunakan kertas yang dihitamkan atau kartu. Sedangkan
untuk menyaring gunakan corong yang diberi kertas saring.
VI.
KESIMPULAN
Kesimpulan
yang dapat diambil dari percobaan ini adalah
1.
Pembakar gas terdiri dari
bebeapa bagian, Api tidak boleh di pergunakan untuk pemanasan reaksi sebab
kurang panas dan mengotori alat – alat yang di panaskan
2.
Pembakar gas di gunakan untuk
memanaskan.
3.
Alat – alat gelas sebelum di
gunakan harus di periksa terlebih dahulu baik kebersihannya, atau keadaan alat
tersebut Karena apabila alat tersebut mengalami kerusakan dan tidak di
bersihkan terlebih dahulu maka akan mempengaruhi hasil pengamatan.
4.
Alat – alat gelas berfungsi sebagai wadah bagi suatu
larutan.
DAFTAR
PUSTAKA
Day, R.A. Jr. and A.L. Underwood.
1998. Kimia Analisis Kuantitatif.
Edisi Revisi, Terjemahan R. Soendoro dkk. Erlangga. Jakarta.
Harjadi ,W. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. PT. Grammedia. Jakarta.
Rohman,
Taufiqur. 1998, Penanganan Bahan
Kimia Dengan Alat Gelas Kimia Serta Penanganan Korban Akibat Kontak Dengan
Bahan Kimia. Makalah
Seminar
Pada Pelatihan Dosen Biokimia. Banjarbaru.
Feribiology. 2007, teknik pengenalan, penyiapan dan penggunaan
alat laboratorium mikrobiologi. http://firebiology07.wordpress.com
LAMPIRAN
Lembar
Tugas
1. Sebutkanlah macam-macam alat pengukur volume yang
saudara ketahui. Jelaskan juga mana alat yang digunakan utuk mengukur secara
teliti dan kasar !
2.
Sebutkan
fungsi alat-alat di bawah ini :
a. Eksikator
b.
Lemari asam
c.
Oven
3. Bahan-bahan apa saja yang tidak di pipet dengan mulut ? Jelaskan
4. Apakah perbedaan botol berwarna dan tidak berwarna
dalam hal penggunaannya ?
5. Endapan apa yang terbentuk antara Pb asetat dan H2SO4
? tuliskan reaksinya !
Jawaban :
1. Macam-macam alat pengukur volume adalah gelas ukur, labu ukur, pipet ukur yang
terdiri dari pipet gondok dan pipet mhor, dan buret. Sedangkan alat yang
digunakan untuk mengukur secara teliti adalah labu ukur, pipet ukur (pipet gondok dan pipet mohr ) dan
buret. Adapun alat-alat yang digunakan untuk mengukur secara kasar adalah gelas
ukur.
2. Fungsi-fungsi dari alat-alat dibawah ini adalah
sebagai berikut :
a.
Eksikator
berfungsi untuk menyimpan zat-zat supaya tetap kering (eksikator tidak diisi
bahan pengering).
b. Lemari asam berfungsi untuk menguapkan larutan yang mengandung gas-gas
asam Klorida, asam nitrit, nitrit dan lain-lain.
c. Oven berfungsi untuk mengeringkan zat.
3. Bahan yang tidak boleh dipipet dengan mulut, antara lain : H2SO4,
HNO4, HF, N4OHG, KOH, CH3COOH, (COOH)2,
NH4OH, H2O4 pekat, kapur klor, AQHO3
dan sebagainya. Karena jika itu terjadi kontak langsung akan menyebabkan
kerusakan jaringan kulit dan jaringan
tubuh, pembengkakan saluran pencernaan, kebutaan, bahkan kematiaan.
4.
Botol
berwarna gelap digunakan untuk menyimpan zat yang peka terhadap cahaya,
oksidasi atau lainnya. Sedangkan botol tidak berwarna (transparan) digunakan
untuk menyimpan zat yang tahan cahaya, oksidasi dan lainnya.
5. Endapan yang terbentuk antara Pb asetat dan H2SO4
adalah endapan berwarna putih susu yaitu PbSO4, dengan
persamaan reaksi :
Pb(CH3COOH)2
+ H2SO4 PbSO4
+
2CH3COOH
Endapan berupa PbSO4
File bisa langsung di download DISINI
0 komentar:
Posting Komentar